Berbatik

Senin, 07 Januari 2013

Ekowisata, Gudang Uang Yang Belum Tergali


http://www.sinabungjaya.com

Ekowisata merupakan jenis wisata yang paling murah karena hanya menjual “rasa” kepada wisatawan.Ekowisata pesisir dan laut merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan berkelanjutan dimana : (1) pengelolaan bentang alam diarahkan pada kelestarian sumberdaya pesisir dan laut ,(2) Pengelolaan budaya masyarakat diarahkan pada kesejahteraan masyarakat pesisir dan (3) kegiatan konservasi diarahkan pada upaya menjaga kelangsungan pemanfaatan sumberdaya pesisir untuk waktu kini dan masa mendatang.
Berbagai definisi ekowisata berkembang di dalam masyarakat antara lain:
  •            Ekowisata adalah suatu bentuk wisata yang menekankan tanggung jawab terhadap kelestarian alam,memberi manfaat secara ekonomi  dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat
  •            Ekowisata yaitu suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat
  •            Ekowisata  yaitu perjalanan bertanggung jawab  ke area alami dan bertualang yang dapat menciptakan industri pariwisata .
  • ·           Ekowisata adalah wisata berbasis alam dengan menyertakan aspek pendidikan dan interprestasi terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat dengan pengelolaan kelestarian ekologis
B.Mencontoh pengelolaan Ekowisata negara Kanada
Konsep pengelolaan  ekowisata yang baik dapat kita contoh dari negara Kanada tepatnya di kota Halifax,Nova Scotia.Di tempat ini kita disuguhkan dengan adanya keindahan alam  di sekitar sungai,pantai dan laut dan juga adanya kemampuan pengelola ekowisata untuk memanfaatkan kelangkaan ikan Paus dimana kita bisa melihat sekawanan ikan paus yang muncul tenggelam sambil menyemprotkan air ke udara setiap kali akan bernafas.
Dengan disediakannya kapal yang didesain khusus sehingga menjamin  keselamatan wisatawan dan membuat mereka leluasa bergerak dan memotret ikan Paus dengan leluasa di atas kapal.
Dalam perjalananan pulang ,para wisatawan dipenuhi rasa senang dan kagum telah melihat ikan Paus dengan mata kepalanya sendiri. Sepertinya rasa senang dan kagum tersebut ingin cepat disampaikan kepada semua orang .Keinginan berbagi rasa itu tersalur ketika sampai di darat. Meskipun para wisatawan hanya dibebani dengan lima puluhan dollar Kanada untuk melihat ikan Paus,namun sampai di darat uang ratusan  bahkan ribuan dollar mulai mengalir lancar dari saku wisatawan ,dan di sinilah keuntungan ekonomi mulai menyentuh para pihak yang terlibat dalam kegiatan ekowisata ikan Paus.
Wisatawan pun  mulai membeli puluhan perangko dan kartu pos bergambar ikan,kemudian ditulisi cerita indah mengenai ikan Paus ,terus dikirim kepada kerabatnya yang ada di belahan dunia.Pengiriman kartu pos ini kelihatan sederhana ,namun telah menghidupkan jasa pos,percetakan,fotografi, dan pedagang.
Para remaja perempuan dan ibu-ibu pun juga tak mau ketinggalan berlomba membeli tas, pakaian dan perhiasan  seperti cincin ,gelang dan kalung bermotif ikan paus.Para remaja lelaki dan bapak –bapak berburu topi dan baju bergambar ikan paus.Semua  kegiatan jual beli ini telah menghidupkan indusri kerajinan emas dan perak,serta konveksi pakaian.
Para orang tua dan ilmuwan punya ketertarikan lain. Mereka masuk museum ikan Paus di lokasi tersebut untuk mendapatkan informasi terlengkap tentang ikan paus,mulai dari aspek biologi,ekologi ,reproduksi ,pola migrasi,hingga hubungan sosial dan sistem komunikasi ikan Paus.Semua informasi dapat diperoleh dan disaksikan melaluo sistem audiovisual yang sangat baik.
Untuk lebih mendalami dan melengkapi pengetahuannya,paar wisatawan tidak lupa membeli leafet ,buku dan VCD  yang menguraikan berbagai aspek kehidupan dan lingkungan ikan Paus. Hal ini jelas telah menghidupkan industri percetakan ,perbukuan dan audiovisual.Bagi anak-anak ,juga tersedia sarana hiburan yang bernuansa ikan Paus.
Berbagai  restoran dan toko makanan berjejeran di sekitar daerah itu untuk menjamu para wisatawan setelah capek mengintari wisata ikan Paus.Setiap hari,ribuan orang datang mencari makanan dan minuman sehingga kegiatan ekowisata ikan Paus juga menghidupkan industri dan jasa makaan dan minuman.
Selain itu jasa transportasi ,perhotelan dan restoran juga kebagian rezeki.Pada malam hari,wisatawan mendatangi restoran dan tempat hiburan untuk makan dan minum sampai larut malam sambil bercerita dan  menyaksikan life music atau life show bertema cerita rakyat yang sarat dengan nilai budaya lokal. Jika semua aktivitas ini dinilai dengan uang ,maka ekowisata ikan Paus telah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian di kota ini.

C.Prinsip Pengembangan ekowisata Pesisir dan Laut
      Beberapa prinsip pengembangan ekowisata yang harus dipenuhi, yaitu:
  Pertama ,mencegah dan menanggulangi dampak dari aktivitas wisatawan terhadap bentang alam dan budaya masyarakat lokal .Pencegahan dan penanggulangan dampak harus disesuaikan dengan sifat dan karakter bentang alam dan budaya masyarakat lokal.
Kedua, mendidik atau menyadarkan wisatawan dan masyarakat lokal akan pentingnya konservasi.
Ketiga, mengatur agar kawasan yang digunakan untuk ekowisata dan manajemen pengelola kawasan pelestarian dapat menerima langsung penghasilan atau pendapatan .Retribusi dan pajak konservasi dapat diginakan secara langsung untuk membina ,melestarikan dan meningkatkan kualitas kawasan pelestarian .
Keempat,masyarakat dilibatkan secara aktif dalam perencanaan dan pengembangan ekowisata .
Kelima,keuntungan ekonomi yang diperoleh secara nyata dari kegiatan ekowisata harus dapat mendorong masyarakat untuk menjaga kelestareian kawasan pesisir dan laut.
Keenam,semua upaya pengembangan ,termasuk pengembangan fasilitas dan utilitas ,harus tetap menjaga  keharmonisan dengan alam .Bila terdapat ketidakharmonisan dengan alam,hal itu akan merusak produk ekowisata yang ada.
Ketujuh,pembatasan pemenuhan permintaan ,karena umumnya daya dukung ekosisten alamiah lebih rendah daripada daya dukung ekosistem buatan
Kedelapan,apabila suatu kawasan pelestarian dikembangkan untuk ekowisata ,maka devisa dan belanja wisatawan dialokasikan secara proporsional dan adil untuk pemerintahan pusat dan daerah.

D.Kriteria dan komponen Ekowisata
Ekowisata memiliki tiga kriteria yaitu memberi nilai konservasi yang dapat dihitung ,melibatkan masyarakat serta menguntungkan dan dapat memelihara dirinya sendiri.
Kriteria tersebut dapat dipenuhi bilamana setiap kegiatan ekowisata memadukan empat komponen yaitu ekosistem,masyarakat ,budaya dan ekonomi

E.Dampak Umum Ekowisata
   Dampak positif dari kegiatan ekowisata dapat berupa: 
  1. Peningkatan penghasilan dan devisa negara Tersedianya kesempatan kerja baru
  2. Berkembangnya usaha-usaha baru 
  3.  Meningkatkatnya kesadaran masyarakat dan wisatawan tentang pentingnya konservasi sumberdaya alam
  4.  Peningkatan partisipasi masyarakat
  5.   Meningkatnya pertumbuhan ekonomi

        Manfaat lain dari kegiatan ekowisata dapat berupa
  •       Meningkatnya promosi penggunaan  sumberdaya alam secara berkelanjutan
  •      Berkurangnya ancaman terhadap keanekaragaman hayati yang ada di obyek wisata
  •     Meningkatnya keuntungan langsung dan tidak langsung dari para stakeholders
  •     Meningkatnya nilai ekonomi sumberdaya ekosistem
  •    Meningkatnya upaya pelestarian lingkungan
  •    Terbangunnya konstituensi untuk konservasi secara lokal ,nasional dan internasional
F.Dampak Sosial dan Budaya Ekowisata
            Akan memunculkan pertemuan budaya antara wisatawan dan masyarakat lokal yang kemudian akan menghasilkan “perkawinan budaya “,apabila budaya pendatang lebih berpengaruh kepada budaya masyarakat lokal.
            Perbedaan karakteristik antara wisatawan dengan penduduk lokal dapat dilihat dari nilai dasar dan logika ,kepercayaan terhadap agama , tradisi,adat,gaya hidup,bentuk perilaku,tata cara berbusana ,keuangan dan tata cara menghadapi pendatang.

G.Dampak Lingkungan Ekosistem
            Pengembangan ekowisata dapat mendatangkan dampak positif berupa meningkatnya upaya reservasi sumberdaya alam,pembangunan taman nasional,perlindungan pantai dan taman laut dan mempertahankan hutan Mangrove.
            Namun hal ini juga memunculkan dampak negatif berupa polusi,kerusakan lingkungan fisik ,pemanfaatan berlebihan ,pembangunan fasilitas tanpa memperhatikan kondisi lingkungan dan kerusakan hutan Mangrove.

F.Pengembangan Ekowisata Di kota Makassar
            Berbagai tempat yang berpotensi dijadikan sebagai tempat pengembangan program ekowisata di kota Makassar yaitu Sungai Jenebererang,sungai Tallo ,desa wisata Lakkang hingga perairan di pesisir dan pinggiran Makassar.
Mengambil contoh  sungai Tallo ,dimana jalur utama yang memanfaatkan sungai Tallo sebagai sungai terbesar yang melintas tepat di tengah kota akan melewati sebelah barat kawasan pergudangan terpadu. Jalur ini sekaligus sebagai kawasan penghubung alami dengan kawasan riset terpadu yang terletak di delta Lakkang, Kecamatan Tallo dan kawasan pelabuhan terpadu.Selain itu adanya potensi pengembangan hutan mangrove  di sungai ini untuk biota sungai serta pemanfaatan lahan tidur si sepanjang bantaran sungai Tallo.Hal ini lebih diperkuat lagi dengan adanya Perda Rencana Tata  Ruang  Wilayah .
            Tak kalah dengan Sungai Tallo, Desa wisata Lakkang  mampu menarik wisatawan untuk menikmati wisata sungai serta tujuan desa wisata yang ada di Lakkang .Selain itu desa ini bisa dijadikan sebagai kawasan penyangga ruang terbuka hijau dan pengembangan eksositem biota sungai yang menjadi salah satu sumber mata pencaharian warga.
Pengembangan sistem transportasi air di tempat ini bisa pula dijadikan sebagai sarana alternatif dalam mengatasi kasus kemacetan yang terus terjadi di kota Makassar akibat tidak seimbangnya pertumbuhan kendaraan dan ketersediaan infrastruktur jalan. Agar pengembangan  ekowisata di kota Makassar berjalan dengan baik maka dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak dan juga dibutuhkan peningkatan infrastruktur pendukung seperti armada transportasi wisata sungai,dermaga dan akses jala
            Di bulan Maret 2011 , Sulawesi Selatan didatangi oleh puluhan perusahaan perjalanan wisata nasional dari delapan negara  dimana mereka tersebut merupakan peserta dari International Eco Tourism Bussines Forum and Mart 2011 "Enchating Butterfly “yang melakukan tur di sejumlah objek wisata di Sulawesi Selatan terutama Makassar  untuk melihat potensi paket wisata alam dan budaya (ekowisata). Forum bisnis ini diselenggarakan untuk meningkatkan minat masyarakat pada ekowisata, mempromosikan paket ekowisata dan meningkatkan jumlah wisatawan.Selain itu adanya ketertarikan  Bank dunia yang memberikan dukungan dengan menyiapkan konsultan transportasi air asal Amerika untuk membantu pemerintah daerah menyusun detail tata ruang transportasi air di Makassar . Bank dunia bersiap diri  membantu dengan melakukan  pembiayaan assesment dan analisis pengembangan transportasi di kota ini .

G.Penutup
Akhir kata, semoga pengelolaan ekowisata ini bisa ditindaklanjuti dan segera diwujudkan demi memajukan Indonesia yang maju dan modern .Sebab jika saja pemerintah  mengembangkan lebih jauh lagi mengenai konsep ekowisata ini maka akan didapatkan tiga hal yaitu kelestarian sumber daya pesisir dan laut terjamin,kesejahteraan masyarakat meningkat dan juga tak perlu mengeluarkan biaya konservasi sumberdaya pesisir dan laut karena kelestarian sumberdaya akan terjaga dengan sendirinya jika dikelola dengan baik

Sumber:
1.Buku Pengelolaan ekowisata pesisir dan laut karya Prof.Dr. Ir.H. Ambo Tuwo,DEA
2.http://www.regionaltimur.com/index.php/makassar-kembangkan-sistem-transportasi-air/
3.http://cakrawalaberita.com/metro-makassar/bank-dunia-mulai-kaji-sungai-tallo

                       
           
           







           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar