Berbatik

Sabtu, 02 Maret 2013

Sepak Terjang Masyarakat Menghadapi Perubahan Iklim



dok:lombablogoxfam.wordpress.com/

Saya iseng bertanya kepada orang-orang disekitarku mengenai persepsi pribadi mereka tentang arti  perubahan  iklim. Menurut Dias, siswa sekolah dasar, mengatakan bahwa perubahan iklim itu adalah peristiwa dimana musim kemarau lebih lama dari musim hujan.Jawabannya polos tapi ada benarnya juga. Clearly,siswa Sekolah Menegah atas mengatakan bahwa perubahan  iklim  adalah suatu kejadian dimana cuaca datangnya tidak menentu.Ibu Ruth,seorang PNS, mengatakan bahwa perubahan iklim adalah bagian dari pemanasan global yang memiliki dampak yang luar biasa bagi masyarakat.Semua jawaban diatas semuanya benar karena mewakili defenisi dari perubahan iklim itu  sendiri.

Perubahan iklim telah menjadi bahan perbincangan belakangan ini. Isu ini telah mewabah dan masuk dalam daftar agenda penting dalam berbagai kalangan mulai dari pelajar,mahasiswa,guru,dosen,artis,pelaku usaha,pemerhati lingkungan hingga tokoh pemerintahan.Isu perubahan iklim ini  telah mencapai suatu titik kritis sehingga perlu  segera mengambil tindakan untuk memperbaikinya. Dalam melakukan perbaikan tentunya kita harus mengetahui lebih dahulu mengenai seluk beluk perubahan iklim itu sendiri mulai dari faktor penyebab,masalah yang ditimbulkan hingga solusi yang dapat kita tawarkan dalam memecahkan permasalah ini.

Apa  yang membuat terjadinya Perubahan Iklim?
Penyebab Perubahan Iklim,dok:anakdesagakmaukalah.blogspot.com

Banyak yang bertanya-tanya mengenai faktor penyebab terjadinya perubahan iklim ini. Dalam lingkungan masyarakat ,banyak yang belum mengetahui penyebab terjadinya perubahan  iklim ini.Padahal dalam kehidupan sehari-hari,secara tak sadar mereka melakukan tindakan  yang turut memperparah terjadinya perubahan iklim.Ada pula kalangan yang sudah tahu bahwa kegiatan mereka itu adalah tindakan yang salah  namun  pura-pura tidak tahu karena dilatarbelakangi keegoisan dan keuntungan semata.

         Perubahan iklim adalah dampak dari terjadinya pemanasan global.Terjadinya berbagai bencana seperti banjir, tanah longsor, badai, kekeringan, krisis air bersih, merosotnya produksi pangan, mewabahnya berbagai jenis penyakit, dan sebagainya, sesungguhnya erat hubungannya dengan perubahan pola iklim yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir.

          Pemanasan global  sebagai bagian dari perubahan iklim telah menyebabkan  pencairan gletser  dimana gletser adalah  lapisan  es yang berada di puncak gunung .Di negara Indonesia,pencairan gletser terjadi di gunung Jayawijaya dimana gunung ini adalah satu-satunya gunung di Indonesia yg tertutup oleh es.Tetapi sekarang,Indonesia  telah kehilangan keindahan gunung es itu.Lapisan es di gunung ini mulai sirna karena pemanasan global

Pelepasan gas metana juga menjadi ancaman terbesar pemanasan global.Pelepasan gas metana juga menyebabkan air laut yang memanas sehingga membuat air sulit menyerap oksigen dari atmosfer.Alhasil,oksigen pun menjadi sulit larut dalam air laut yang akhirnya menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup biota laut

Adapun salah satu fakta mengenai  perubahan iklim yaitu  pola distribusi hujan di Indonesia yang berubah. Contohlainnya yaitu tidak teraturnya musim kemarau dan musim hujan di Indonesia. Sebagaimana kita pelajari dahulu semasa sekolah dimana  musim kemarau terjadi April-Oktober dan musim hujan terjadi di bulan November-Maret ,namun disayangkan pola ini tak terjadi lagi dimana cuacanya datang tak menentu.Dari data yang menyebutkan bahwa dahulu bencana alam hanya terjadi  50-60 per tahun,tetapi belakangan ini kita mengalami 400 bencana alam per tahun dan 75 % -80% dari bencana itu terjadi karena iklim yang datang tak menentu.

Selain itu ada berbagai tindakan yang dilakukan manusia sendiri yang mengakibatkan pemanasan global seperti pengalifungsian hutan dengan tujuan membuka lahan perkebunan dan perumahan. Hilangnya hutan telah menjadi komponen paling kompleks dalam perhitungan karbon.Pembakaran hutan  menyebabkan jutaan hektar hutan musnah yang akhirnya menambah emisi gas Karbondioksida (CO2) ke atmosfer. Hutan menyimpan karbon yang lebih banyak daripada ladang pertanian atau padang rumput.Oleh karena itu ,jika hutan dibabat atau dibakar,ada banyak karbon yang akan terlepas dari tumbuhan dan tanah ke atmosfer.
Sektor peternakan  pula  turut menyumbang gas rumah kaca .Adapun bentuk kegiatan yang bisa menyumbang gas rumah kaca  seperti pembuatan pupuk untuk menghasilkan pakan ternak ,proses penguraian kotoran ternak ,transportasi ,pendinginan ,untuk mengawetkan produk hewani serta degradasi tanah

Apa Akibat Perubahan Iklim?


Dampak dari perubahan iklim sungguh mengerikan Perlu segera untuk melakukan pembenahan karena kejadian ini menyebabkan berbagai problematika yaitu:

Pertama ,menyebabkan tenggelamnya pulau-pulau kecil di daerah tepian pantai dimana selama abad ke 20  kenaikan permukaan air laut di seluruh dunia mencapai 10-15 cm. Dalam kurun waktu dua tahun ,yaitu antara  2005-2007 sedikitnya 26 pulau kecil di wilayah Indonesia tenggelam. Rachmat Witoelar,mantan menteri lingkungan hidup Indonesia, menuturkan bahwa karena pemanasan global ,lebih dari 2000 pulau dari 18000 kepulauan yang ada  di Indonesia akan tenggelam dalam kurun waktu 30 tahun mendatang. Dan karenanya Indonesia akan menjadi negara yang mengalami kehilangan pulau terbanyak  di dunia.
 
Kedua, curah hujan di bawah normal,sehingga masa tanam terganggu.Kondisi tata ruang,daerah resapan air dan sistem irigasi yang buruk semakin memicu terjadinya banjir.

Ketiga,salah satu penyebab terjadinya gempa bumi dimana terlihat bahwa aktivitas gempa bumi adalah lima kali lipat dibandingkan dengan yang terjadi 20 tahun lalu.Bumi menyerap energi lebih besar daripada yang bisa dipancarkan kembali  ke luar angkasa maka secara keseluruhan Bumi ini semakin panas.Panas yang diterima Bumi tidak dapat keluar sehingga kian lama interior bumi juga semakin bertambah panas dan bahkan kelebihan panas.Peningkatan gempa,bencana tektonik dan aktivitas vulkanik merupakan akibat lebih lanjut atas pemanasan tersebut.

Keempat, ancaman terhadap kepunahan  berbagai aneka flora dan fauna. Laporan dari IPCC memperlihatkan bahwa 20 % hingga 30 % spesies tumbuhan dan hewan dalam ekosistem sedang mengalami peningkatan risiko kepunahan akibat temperatur rata-rata global antara 1,5- 2,5 derajat celcius. Belum lagi dari terciptanya zona mati di lautan   dimana dalam lautan  hilangnya oksigen dan dilepaskannya Hidrogen sulfida yang berakibat pada kelangsungan hidup hewan-hewan di lautan. 

Kelima,menyebabkan terjadinya sejumlah wabah penyakit.Perubahan iklim mempengaruhi laju reproduksi dalam tubuh vektor .Nyamuk sebagai vektor akan berkembang biak secara cepat pada temperatur yang hangat .Nyamuk menyebabkan tiga penyakit serius seperti malaria,cikungunya dan deman berdarah yang sangat sensitif terhadap perubahan iklim.

Keenam,menyebabkan terumbu karang dunia menyusut secara dramatis.Perubahan iklim yang memanaskan laut dan membuatnya menjadi lebih asam menyebabkan penyusutan itu.

Ketujuh,dapat menyebakan ledakan gas metana yang besarnya 100.000 kali lipat lebih besar daripada ledakan yang ditimbulkan seluruh  senjata nuklir di dunia.Ledakan ini dapat menyebabkan banjir lautan api yang mahabesar sehingga menyebabkan kepunahan 90 % spesies laut dan 75 % spesies darat dalam waktu seketika.

Apa yang harus kita dilakukan?
Perubahan iklim dapat mengancam kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Oleh karena itu diperlukan tindakan-tindakan  nyata agar kita  bisa mengurangi efek perubahan iklim ini.Adapun tindakan-tindakan tersebut misalnya:

1.Menerapkan kegiatan hemat penggunaan BBM seperti bersepeda,naik transportasi umum,naik kendaraan bersama,matikan mesin saat parkir,gunakan bahan bakar sesuai spesifikasi kendaraan 

2.Melakukan penghijauan lingkungan sekitar seperi menanam tanaman di sekitar pekarangan rumah. Memelihara tanaman berguna sekali buat kesejukan ruangan dan kesehatan tubuh .Tanaman memproduksi oksigen,zat yang dibutuhkan paru-paru kita selain itu mampu menyerap karbondiokdida yang dihasilkan akibat polusi.
Bentuk penghijauan lingkungan yang dilakukan keluargaku,dok:pribadi

3. Menerapkan desain rumah tropis hemat energi dimana rumah yang boros energi sekita 80 % berasal dari kesalahan desain arsitektur.Dengan begitu sinar matahari dan gerakan udara untuk kenyamanan penghuni dalam beraktivitas merupakan satu langkah maju.Rumah tropis hemat energi juga bentuk tanggapan atas konteks sosial yang terjadi yaitu krisis listrik,gerakan hemat listrik dan tentunya pemanasan global.

4.Memakai produk lokal mampu mengurangi emisi karbon. Karena proses distribusi produk lokal,bahan bakar yang dikonsumsi oleh alat transportasinya lebih sedikit jika dibandingkan dengan proses distribusi barang impor.Semakin jauh jarak negara tujuan dari negara asalnya berarti semakin besar konsumsi bahan bakar untuk alat transportasinya.Proses pembakaran bahan bakar fosil inilah yang menghasillkan karbondioksida ke udara.

5. Gaya hidup hijau dapat dilakukan dengan mengurangi makanan berbasis hewani dan mulai mengkonsumsi nabati,kita telah turut menjaga keseimbangan lingkungan dan mengurangi faktor penyebab utama pemanasan global.Tindakan hijau lainnya seperti menanam pohon,penghematan energi listrik dan minyak bumi,pola hidup ramah lingkungan  dan lain sebagainya juga dapat menangkal 20 % efek pemanasan global

Gaya Masyarakat Lokal Asal Sulawesi Selatan Mengurangi Dampak Perubahan Iklim

    Perkembangan permasalah perubahan iklim dewasa ini semakin membawa kekhawatiran bagi para penduduk dunia hari demi hari. Tindakan nyata jelas merupakan hal yang mendesak untuk dilakukan. Di Indonesia sendiri kita tahu bahwa banyak sekali organisasi non-pemerintah (NGO) dan komunitas-komunitas yang peduli terhadap masalah lingkungan.Tak ketinggalan,di kotaku sendiri,Makassar,kita bisa menemukan gerakan-gerakan dari masyarakat yang tergabung dalam komunitas-komunitas dalam mengurangi dampak perubahan iklim ini .Adapun gerakan-gerakan tersebut yaitu:

1. Makassar Berkebun
Logo Makassar Berkebun,dok:makassarberkebun.org

Komunitas ini mampu menciptakan lahan hijau di tengah kota Makassar yang juga memberikan manfaat bagi komunitas sekitar. Adapun kegiatan mereka seperti menanam sayuran dan buah-buahan, berkebun dan panen bersama teman-teman dan keluarga.Hal ini mampu mengurangi emisi gas terutama gas karbondioksida dimana tanaman-tanaman ini akan menyerap gas tersebut.

2. Mangrove Action Project-Indonesia
Logo Mangrove Action Project, dok:mapindonesia.org
Lembaga nirlaba ini berfokus pada upaya konservasi kawasan mangrove dengan menggunakan pendekatan terintegrasi konservasi daerah aliran sungai (DAS) hulu-hilir melalui kegiatan-kegiatan edukasi, pengembangan masyarakat, pengembangan matapencaharian alternatif yang berkelanjutan, rehabilitasi kawasan mangrove dan pengelolaan sumberdaya alam berbasis komunitas.

3. Komunitas Sepeda Mamminasata 
Logo Komunitas Sepeda Mamminasata,dok:losaricyling multiply.jpg
Walaupun klub ini adalah pecinta sepeda yang salah satunya merupakan tapi komunitas ini mampu memberikan inspirasi dalam memasyarakatkan  penggunaan sepeda dalam rangka mengurasi polusi gas dimana polusi kendaraan juga salah satu penyumbang terjadinya pemanasan global,terjadi efisensi energi,menuju kota yang lebih humanis dan meningkatkan derajat kesehatan.

4. Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) Regional Sulawesi Selatan.
Logo KOPHI Sulsel ,dok:kophisulsel.wordpress.com
Organisasi ini mampu mengajak pemuda untuk mencintai lingkungannya, mengedukasi generasi muda untuk peka dan peduli terhadap isu lingkungan di Indonesia,menjadi wadah dan fasilitator bagi generasi muda Indonesia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan mampu menciptakan gerakan hijau nasional yang nyata dan berkelanjutkan.

     5. Satuan Konservasi Maritim Universitas Hasanuddin

Logo Satuan Konservasi Maritim,dok:3bpblogspot.jpg
 
Organisasi ini terdiri dari mahasiswa-mahasiswa fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dimana kegiatannya tidak hanya berbasis kemaritiman tetapi isu-isu lingkungan tak luput dari perhatian mereka semisal konservasi terumbu karang dan penanaman pohon.

Masih banyak lagi komunitas peduli lingkungan lainnya yang tak bisa saya uraikan satu-persatu. 
  
Kehadiran Oxfam sebagai angin baru dalam penanggulangan Perubahan Iklim


Logo Oxfam,dok:www.oxfam.org.uk

Oxfam adalah konfederasi internasional dari tujuh belas organisasi yang bekerja bersama di 92 negara sebagai bagian dari sebuah gerakan global untuk perubahan, membangun masa depan yang bebas dari ketidakadilan akibat kemiskinan.Oxfam  mampu menginisiasi dan mengidentifikasi dampak dari perubahan iklim sehingga dihasilkan sebuah tindakan penanggulangan pemanasan global.Kehadiran Oxfam bisa menjadi angin segar dalam menanggulangi dampak perubahan iklim kedepannya
 
 
Kondisi bumi kita semakin hari semakin memprihatinkan,tetapi manusia tak berhenti mengurasnya. Hutan dan sawah jadi tempat pemukiman,penebangan pohon secara membabi butaun,polusi udara dari kendaraan dan masih banyak lagi.Namun kemudian,manusia meraung saat bencana alam tiba.Banjir,badai,kekeringan, merebaknya sejumlah penyakit serta timbulnya berbagai penyakit baru, kepunahan berbagai spesies darat dan laut ,tenggelamnya pulau-pulau ,gagal panen maupun kerusakan lingkungan lainnya dan masih banyak lagi wujud murka yang melanda.

Jika hanya mengandalkan pemerintah dan aparat yang jumlah sumber dayanya terbatas serta penyampaian informasi yang  kurang maksimal niscaya upaya ini tidak akan berhasil.Siapa lagi penjaga pintu gerbang hutan yang pertama dan utama selain masyarakat lokal itu  sendiri? Oleh karena itu mari lakukan konservasi lingkungan kita sebagai persiapan bagi generasi selanjutnya.

Begitu memprihatinkannya kondisi bumi akibat perubahan iklim Berikut ini saya menumpahkan curahan hati dalam suatu puisi sederhana

Bumi Merenungi Perubahan Iklim

Ada yang menyedihkan dari negeriku
Ada yang memprihatinkan dari bumiku
Ada yang mengancam alamku
Kejadian yang sangat mencengangkan

Bencana mahadasyat menunggu di depan mata
Fenomena yang akan membuat hujan tangis
Kejadian yang menimbulkan duka yang mendalam
Dia akan menebas siapa saja tanpa memandang bulu

Banjir yang datang bertubi-tubi
Tenggelamnya pulau-pulau
Gempa bumi
Kepunahan flora dan fauna
Merebaknya wabah penyakit
Rusaknya terumbu karang
Inilah dampak dari perubahan iklim itu

Salah siapakah ini?
Salahkah Tuhanku
Salahkah pemerintahku
Salahkah masyaratnya
Tidak, ini salah kita semua
Tingkah laku sembrono kitalah penyebabnya

Mari kawan,kita bersatu padu
Hijaukan lingkunganmu
Terapkan pola hidup hijau
Hematlah BBM
Jangan menggunduli hutan
Wariskanlah sesuatu yang bermamfaat bagi anak cucumu nanti

Penulis:Heriyanto Rantelino,Mahasiwa Universitas Hasanuddin